Jumat, 15 Mei 2015

TARGET UPSUS


UPSUS BJN_Pemerintahan Jokowi benar benar serius untuk menggulirkan program swasembada pangan untuk mencapai kedaulatan pangan. Tidak nanggung nanggung untuk memenuhi target tersebut pemerintah tidak hanya menyiapakan berbagai strategi melalui program teknis lapangan, namun tahun 2015 melalui persetujuan DPR Kementerian Pertanian mendapatkan kucuran dana yang sangat besar dibandingkan tahun tahun sebelumnya melalui Upaya Khusus (UPSUS).
Upsus lebih diarahkan pada pencapaian komoditas utama yaitu swasembada padi, jagung dan kedelai yang menjadi kebutuhan pangan utama masyarakat. Untuk mencapai swasembada 3 komoditas tersebut pemerintah melakukan kegiatan operasional pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai.
Upsus swasembada padi, jagung dan kedelai melalui pendekatan operasional:
Pertama, Rehap Jaringan Irigasi. Salah satu faktor penunjang utama pertumbuhan dan pencapaian produksi adalah ketersediaan air secara kontinu. Secara umum kondisi sistem irigasi nasional terutama sekunder dan tersier mengalami kerusakan yang luar biasa. Untuk memperbaiki dan mengembangkan kerusakan tersebut, kementeriaan pertanian dengan berkoordinasi dengan kementeria PU melakukan perbaikan secara nasional untuk menunjang peningkatan produksi.
Kedua, Bantuan Pupuk. Salah satu kendala petani dalam berproduksi adalah didapkan pada kelangkaan pupuk dan harga yang relatif mahal. Hal ini mempengaruhi capaian produksi atau pendapatan petani. Kebijakan bantuan pupuk akan memberikan gairah petani untuk menanam sehingga kepastian produksi dapat dicapai.
Ketiga, Bantuan Benih. Permasalahan perbenihan terjadi secara nasional, tidak hanya terkendala jumlah namun juga dihadapkan pada ketersediaan varitas unggul yang belum menyebar keseluruh petani. Masih banyak petani yang menggunakan varitas lokal/produksi rendah sehingga mempengaruhi potensi hasil yang maksimal. Bantuan benih akan mengurangi biaya produksi petani.
Keempat, Pengembangan Sistem Benih UnggulBenih unggul merupakan kebutuhan dasar petani dalam mencapai optimalisasi hasil lahan per hektar. Untuk itu pemerintah secara nasional menumbuhkan dan mengembangkan penangkar penangkar benih, melalui pengembangan Kebun Bidit Daerah (KBD) disetiap provinsi. Diharapkan dengan KBD yang optimal petani mendapatkan kepastian benih untuk berusaha tani setiap musim.
Keenam, Bantuan Tractor R2dan R4 untuk menunjang pra produksi dan alat alat pertanian untuk mendukung pasca panen. Secara umum petani nasional masih kekurangan terhadap kepemilikan alat alat tersebut atau masih menggunakan sistem bajak tradisional demikian halnya dengan penganganan setelah panen. Upaya ini ditempuh pemerintah untuk mempercepat pengolahan tanah sehingga target/capaian tanam lebih cepat, selain itu dengan alat alat tersebut akan menghemat pemakaian tenaga kerja.
Ketujuh, Keterkaitan Industri Tahu, Tempe dan Pakan Ternak. Usaha pertanian selama ini belum dioptimalkan hasilnya, karena belum terbangun sistem integrasi. Pengoptimalan fungsi dari kotoran ternak misalnya, akan mampu meningkatkan produksi pupuk organik sekaligus sebagai sumber energi, misalnya energi listrik. Untuk itu industri tahu, tempe dan pakan ternak harus terintegrasi sehingga mampu dioptimalkan fungsi masing masing komoditas dalam menunjang nilai tambah bagi petani.
Kedelapan, Pengembangan Dryer. Petani mendapatkan hambatan dalam pengotimalan hasil panenya karena kesulitan dalam peningkatan kualitas hasil. Pengembangan dryer
Meruapakan salah satu terobosan untuk memudahkan petani untuk penanganan setelah panen, sehingga petani lebih cepat untuk menjual hasilnya. Biaya penggilingan yang tinggi menjadi beban petani, dryer mempercepat proses pengeringan padi sehingga mempercepat penggilingannya.
Kesembilan, Peningkatan Penyerapan Jagung Lokal oleh Industri Pakan. Permasalahan petani didapakan adalanya harga yang relatif murah sementara biaya produksi lebih tinggi. Pada saat panen raya petani berhadapan dengan harga yang rendah dan pemebelian yang minim. Dalam upaya meningkatan produksi petani jagung dan mengairahkan usahataninya, maka industri lokal dituntut untuk membeli produksi tersebut.
Kesepuluh, Penumbuhan Pabrik Pakan Mini Sentra Produksi. Upaya ini sangat memberikan semangat dan manfaat pada petani/peternak. Selama ini peternak khususnya mengalami kesulitan dalam mendapatkan pakan ternaknya, sehingga mempengaruhi capaian hasil. Dengan didirikanya sentra pakan tersebut selain peternak mendapatkan kepastian kebutuhan pangan, juga berdampak pada murahnya harga harga pakan yang selama ini pabrik pakan bersifat monopoli.
Kesebelas, Revitalisasi Penggilingan Padi Kecil. Untuk mempercepat proses penjualan padi/gabah pemerintah memberikan solusi dengan perbaikan dan pengembangan penggilingan padi kecil ditengah tengah petani. Petani tidak perlu melakukan perjalanan/jarak tempuh yang jauh untuk menggiling padinya dan mengurangi biaya operasional mereka. Penggilingan padi kecel sangat bermanfaat bagi petani.
Kesebelas upaya tersebut diharapkan mampu bersinergi dnegan baik, sehingga upaya pencapaian swasembada pangan tidak hanya berupa angan angan dan mimpi tapi menjadi kenyataan. Upaya ini tentunya harus mendapatkan daya dukung penuh semua pihak khsusnya pemerintah daerah dengan optimalisasi peran penyuluh dilapangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar